Gus Kholid Sanusi, Cucu KH. Yasin Mujiz Dalail Khairat Bareng Kudus

KUDUS || Bratapos.com – Pesantren-pesantren di Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dikenal dengan mengajarkan tradisi Dalail Khairat kepada para santri.

Ternyata tradisi kuno melakoni berpuasa bertahun-tahun ini bermula dari sosok KH Yasin dikenal menyebarkan ijazah Dalail Khairat.

Seperti apa kisahnya?
Ada salah satu pondok pesantren di Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo, yakni Pondok Budaya Bumi Wangi. Pondok yang berada di kampung Bareng ini diasuh oleh Gus Kholid Sanusi Yasin cucu Mbah Yasin Mujiz (guru) Dalail Khairat Nusantara.

Gus Kholid mengatakan ajaran tentang Dalail Khairat tidak terlepas dari sosok Mbah Yasin. Menurutnya Kiai Haji Yasin merupakan pendiri pondok pesantren di Bareng pada tahun 1913. Sosok Mbah Yasin dikenal sebagai mujiz atau guru Dalail Khairat.

“Mengenai amalan Dalail Khairat di Jekulo sini kakek saya Mujiz setelah dari Kiai Amir. Jadi Mbah Yasin Bareng dikenal sebagai Mujiz,” terang Gus Kholid, Sabtu (27/4/2022).

Menurutnya, seseorang tidak sembarang menjadi mujiz Dalail Khairat. Melainkan dari guru yang kemudian memberikan ijazah Dalail Khairat kepada santrinya.

“Di dalam tradisi Dalail Khairat ini tidak serta merta semua yang diijazah bisa memberikan ijazah. Contohnya seperti Mbah Yasin ini mendapatkan silsilah amal riyadhah (berkah) Dalail Khairat dari gurunya Mbah Amir Bin Idris Cirebon yang tinggal di Pekalongan. Kiai Amir ini memiliki guru di Indonesia namanya Syeh Mahfud At-tarmasi, itu gurunya Kiai Amir Pekalongan. Kiai Amir Pekalongan ini menurunkan sanad Mbah Yasin. Mbah Yasin ini merupakan cucu Mbah Ahmad Mutamakkin Kajen, Pati, nasab dari Raden Rahmat Sunan Ampel,” ucap Gus Kholid.

Menurutnya, sosok Kiai Yasin dikenal memberikan ijazah Dalail Khairat kepada santri di Bareng. Santri ini pun dulunya menjalani puasa hingga bertahun-tahun dan juga tidak berpuasa dalam mengamalkan riyadloh kitab Dalail Khairat.

Selepas peninggalan Kiai Yasin, kata dia, selanjutnya dua orang yang diberikan izin untuk memberikan ijazah Dalail Khairat kepada santri. Yakni Kiai Muhammadun di Pondowan, Kabupaten Pati dan Kiai Said di Desa Kirig Kecamatan Mejobo, Kudus.

“Kiai Yasin yang kami dengar sesepuh kami, bahwa memberikan ijazah kepada santri di Bareng jekulo kudus ini, karena pondok pertama di Bareng ini adalah milik Mbah Yasin pada tahun 1913. Lalu mbah Yasin ini memberikan sanad kepada murid kesayangan dua orang. Pertama Kiai Muhamadun Pondowan Pati dan kedua Kiai Said Kirig. Keduanya inilah yang diizinkan memberikan ijazah kepada orang lain,” ungkapnya.

Gus Kholid mengatakan ajaran tentang Dalail Khairat tidak terlepas dari sosok Mbah Yasin. Menurutnya Kiai Haji Yasin merupakan pendiri pondok pesantren di Bareng pada tahun 1913. Sosok Mbah Yasin dikenal sebagai mujiz atau guru Dalail Khairat.

Menurutnya, seseorang tidak sembarang menjadi mujiz Dalail Khairat. Melainkan dari guru yang kemudian memberikan ijazah Dalail Khairat kepada santrinya.

“Di dalam tradisi Dalail Khairat ini tidak serta merta semua yang diijazah bisa memberikan ijazah. Contohnya seperti Mbah Yasin ini mendapatkan silsilah amal riyadhah (berkah) Dalail Khairat dari gurunya Mbah Amir Bin Idris yang tinggal di Pekalongan. Kiai Amir ini memiliki guru di Indonesia namanya Syah Mahmud Aftarmasi, itu gurunya Kiai Amir Pekalongan. Kiai Amir Pekalongan ini menurunkan sanad kepada Mbah Yasin. Mbah Yasin ini merupakan cucu Mbah Ahmad Mutamakkin Kajen, Pati, nasab dari Raden Rahmat Sunan Ampel,” ujar Gus Kholid.

Menurutnya, sosok Kiai Yasin selain dikenal memberikan ijazah Dalail Khairat kepada santri di Bareng Jekulo Kudus dan santri- santri di zaman beliau hidup. Santri ini pun dulunya diajarkan menjalani puasa hingga bertahun-tahun dan mengamalkan Riyadloh membaca kitab salawat Dalail Khairat.

Kyai Yasin ( mbah Kandar ) dikenal ahli tirakat puasa sahur dan berbuka cukup dengan air putih saja sejak muda, beliau juga riyadloh mengikuti ajaran gurunya yakni Waliyullah mbah kyai Sanusi sesepuh alim desa Jekulo yang dikenal ahli Thoriqoh yg sanadnya bersambung langsung dengan Syekh Baha’uddin An-naqsaban, Selepas peninggalan Kiai Yasin, kata dia selanjutnya diantara santri santri yg mendapatkan izin riyadlon dalail khairot kyai yasin memberikan izin kepada dua orang santrinya yang diberikan izin untuk memberikan ijazah ( Mujiz) Dalail Khairat kepada santri. Yakni Kiai Muhammadun di Pondowan, Kabupaten Pati dan Kiai Said di Desa Kirig Kecamatan Mejobo, Kudus.

“Kiai Yasin yang kami dengar dari sesepuh kami, bahwa memberikan ijazah kepada santri di Bareng ini, karena pondok pertama di Bareng ini adalah milik Mbah Yasin pada tahun 1913. mbah kyai Yasin bin Tasmin Bin tuan Ali ini memberikan sanad kepada murid kesayangan dua orang. Pertama Kiai Muhamadun Pondokan Pati dan kedua Kiai Said Kirig. Keduanya inilah yang diizinkan memberikan ijazah kepada orang lain yg alhamdulillah sampai sekarang itu menjadi riyadloh keturunannya, santri dan masyarakat umum,” ungkapnya.

Gus Kholid bercerita bahwa Dalail Khairat ini merupakan kitab yang dikarang oleh Sayid Muhammad Sulaiman Al-jazuli. Kitab ini berisi tentang kandungan salawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Menurutnya, pengamal biasanya melakukan salawat kitab tersebut, namun juga dilakukan dengan berpuasa bertahun-tahun kecuali pada hari tasyrik dan diganti pada hari lain.

“Di dalam kitab ini menerangkan kebesaran Allah dan keagungan Nabi Muhammad. Jadi secara tidak langsung orang membaca dan mengamalkan Dalail Khairat dari sisi barokah itu kalau orang tidak pernah memiliki guru, dia mungkin asal baca tanpa puasa Riyadhoh untuk perjalanan hidup manusia menuju akhirat dengan harapan di hari akhir bisa mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW bisa masuk surga. dari barokah baca Dalail Khairat tidak sedikit barokah kehidupan di dunia bisa sejahtera, dan untuk membaca kitab dalail khairat yang benar adalah digurukan,” tuturnya.

Reporter : Aditya/Alex (Wakacab Jateng)

Editor : Maya