SURABAYA, -Peringatan hari Pahlawan 10 November yang lakukan oleh beberapa komunitas untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang telah gugur di Medan perang,
Para komunitas melakukan upacara bendera di depan Makam BUNG TOMO yang merupakan Pahlawan Nasional kita.
Dengan semangat Laskar garuda nusantara,KBRS komunitas Bambu Runcing, dan DAARUL QUR’AN, mengikuti jalannya upacara tersebut, Pembina upacara, berpesan kepada para peserta upacara agar meniru semangat para pahlawan Indonesia, bangsa Indonesia merdeka karena perjuangan para Kiai, Ulama beserta para Santrinya.
Mereka inilah pecinta Negeri sesungguhnya,” ujarnya. Mereka, mencintai Indonesia karena Negeri ini adalah pemberian dari Allah Azza Wa Jalla, sebagai pelanjut perjuangan, para generasi bangsa untuk bertekad memerangai siapa saja yang ingin mengambil dan merusak Negeri ini, tambahnya.
Dalam menggelorakan semangat perjuangan, para Kiai dan Ulama tidak hanya berbicara dari podium ke podium, dari mimbar ke mimbar. Tetapi mereka turun langsung ke jalan untuk berdakwah dan tarbiyah, mereka inilah pahlawan sejati, mereka benar-benar membela Negara, tanpa peduli nyawa pun taruhannya,” lanjutnya.
Bila kita mengingat, 71 tahun Negeri ini telah merdeka, namun jasanya kita pun dapat menikmati jerih payah, hasil tetesan darah, dan keringat mereka, serunya. Sekarang kita sebagai penerus perjuangan harus melanjutkan perjuangannya dengan karya nyata yang dapat bermanfaat bagi Bangsa dan Negara Indonesia, tambahnya.
Para peserta tampak antusias mengikuti prosesi upacara dan seolah tidak memedulikan air yang membasahi sepatunya, tempat upacara memang digenangi air. Menurut salah satu perserta upacara mengatakan, Saya sangat senang bisa ikut Upacara Hari Pahlawan 10 November, karena merekalah yang telah berjasa mengusir penjajah di Negara kita, katanya.
Dalam hal ini diperkuat oleh Wawan Kemplo yang mengatakan, dengan semangat BUNG TOMO kita sebagai warga Surabaya selalu memperingati dan mengenang jasa Pahlawan kenapa…? Karena kita tinggal menikmati dan wajib mempertahankannya, dan seluruh masyarakat antusias untuk memperingatinya, malah perintahnya MBOJEI tidak perduli dalam menguri-nguri semangat bangsa Indonesia.
Pemerintah sekarang fokus kepada orentasi membangunan kesejateraan, akan tetapi kesejateraan terhadap Pahlawan sangat tipis sekali. Masih Wawan Kemplo, berorentasi membangun kesejateraan dengan menjual aset-aset Bangsa dengan alasan bahwa Negeri ini butuh investasi.
Peringatan hari pahlawan 10 November ini melanjutkan agenda dihancurkannya Rumah sejarah yaitu RADIO BARISAN REPUBLIK INDONESIA, yang dulu di pakai oleh saudara SUTOMO lebih dikenal dengan nama BUNG TOMO membakar semangat arek-arek Suroboyo didalam melawan pihak sekutu yang marah karena jendral mati terbunuh, pada saat itu. akan tetapi arek-arek Suroboyo tidak mau tunduk meskipun Presiden SUKARNO datang untuk meredam aksi perlawanan arek-arek Suroboyo, dengan semboyan lebih baik mati dari pada hidup didalam penjajahan.
Oleh karena itu, setelah Upacara ini kita sebagai warga Surabaya akan menuju POLDA Jawa Timur untuk melaporkan Pemerintah Kota Surabaya terkait robohnya Rumah Radio Bung Tomo yang ada di Jl. Mawar No.10, Tegalsari, Kota Surabaya, tegasnya.(Bnd)