Densus 88 Jadi Perbincangan netizen Paska Kematian Siyono

Adventurial86 Dilihat

JAKARTA-BRATA POS. Kematian Siyono (39 tahun), warga Dusun Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, oleh Densus 88 menyisakan tanda tanya besar oleh publik. Besarnya perhatian publik terlihat dari tingginya animo perbincangan netizen pada linimasa twitter.

Pantauan redaksi eveline pada periode 9-15 Maret 2016 perlihatkan perbincangan tentang aksi Densus 88 cukup ramai. Jumlah tweet perbincangkan Densus 88 hingga berita ini dimuat mencapai 17.134 perbincangan. Puncak perbincangan netizen terjadi pada 12 Maret 2016 pukul 10:00 pagi.  Jumlah perbincangan mencapai 1.180 tweet.

Tingginya perbincangan netizen tidak lepas dari kontroversi penyebab kematian Siyono. Diberitakan sebelumnya, kepolisian beralibi dengan menyatakan bahwa Siyono tewas karena kelelahan setelah berkelahi dengan anggota Densus 88 dalam perjalanan setelah ditangkap.

Sebagian besar perbincangan netizen terpantau bersentimen negatif. Tuntutan agar kasus kematian Siyono juga menguat. Salah satunya datang dari akun @gwijog yang berkomentar: “Polisi hrs pertanggungjawabkan kematian #Siyono ditangan pembunuh biadab Densus 88@HaitiBadrodin“. 

AKun @TofaLemon yang kerap memberikan kritiknya terhadap kinerja Densus 88 juga memberikan komentarnya. Menurut pria bernama Mustofa Nahrawardya ini, belum pernah ada kasus anggota Densus yang diberikan sanksi atas kesalahan operasi. SEBENERNYA saya nunggu berita. Sekali2 ada anggota Densus yg diberi sanksi karena kesalahan dlm operasi hingga menewaskan orang.”

Seperti diberikan sebelumnya, juru bicara keluarga, Endro Sudarsono sebelumnya juga mengatakan, hingga saat ini pihak keluarga belum menerima surat penangkapan dari polisi. Menyusul tuduhan keterlibatan Siyono dalam jaringan Jamaah Islamiyah.

“Sampai kembalinya jenazah Siyono ke rumah orang tuanya, keluarga sama sekali belum menerima konfirmasi surat penangkapan, apalagi keterangan resmi sebab musabab kematian Siyono. Ini tidak boleh terjadi, Kapolri harus bertanggungjawab,” jelas Endro di Klaten, Jawa Tengah, Minggu (13/3) kemarin. (wit**)