MALANG || Bratapos.com – Pembangunan wisata desa “Wisata Sawah” di Desa Ngajum, Kecamatan Ngajum yang mulai dibangun beberapa tahun lalu itu menelan anggaran puluhan juta rupiah. Sangat disayangkan, bangunan yang rata-rata terbuat dari bambu tersebut, kondisi saat ini terlihat terbengkalai sehingga terkesan anggaran puluhan juta rupiah tersebut hanya buang-buang anggaran dan sia-sia.
Mirisnya lagi, setelah tahap pertama bangunan “Wisata Sawah” selesai penerjaanya namun belum difungsikan oleh warga, hasil akhirnya terbengkalai dan sia-sia. Saat ini memasuki tahapan yang kedua pembangunannya, dengan sumber dana diduga dianggarkan dari Dana Dana (DD) Desa Ngajum senilai kurang lebih 104 Juta rupiah.
Kaur Perencanaan Desa Ngajum, Haris menyampaikan bahwa mengenai pembangunan “Wisata Sawah” yang ada di Desa Ngajum dalam pengerjaannya melalui dua hahap pembangunan. Tahap pertama, menggunakan dana senilai 40 Juta ruapiah yang dianggarkan dari bantuan dana hibah yang bersumber dari Pemprov Jatim sebesar 75 Juta yang diterima Bumdes Ngajum saat itu.
“Tahap kedua, dalam pembangunan “Wisata Sawah” yang saat ini masih dalam pengerjaan dianggarkan dari Dana Desa (DD) Desa Ngajum senilai 104 Juta rupiah,” ucapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/1/2023) siang.
Sebelumnya, kepada bratapos.com, warga setempat yang identitasnya tidak mau dipublikasikan menyampaikan, dana senilai 74 Juta langsung diterima Haris, dana tersebut diperuntukkan untuk membangun “Wisata Sawah” yang terbuat dari bambu yang berlokasi di atas bengkok perangkat desa dan untuk membangun gapura yang terbuat dari pipa besi.
“Pekerja waktu itu dibayar harian lepas sebesar 80 rb perhari, pengerjaan sempat terhenti karena hari raya. Setelah hari raya dilanjutkan membangun dan untuk pekerjanya dibayar 85 rb perhari lepas. Segala pembangunan untuk dananya yang menangani Haris,” terangnya saat dikonfirmasi di tempat kerjanya beberapa hari yang lalu.
Ditempat yang sama, (M) warga Desa Ngajum mengatakan, jika pembangunan wisata sawah itu yang dipandang apa, sebelum panen kelihatan hijau-hijau, kalau sudah panen yang akan pandang adalah lumpur, itu kalau secara logika buat Saya. Jadi, itu semua salah semua hanya buang buang uang saja. Karena dalam pengerjaanya, belum selesai diresmikan “Wisata Sawah” sudah hancur.
“Tidak ada faedah dan manfaatnya mas, kasarane buang duit tok. Sama halnya buat monumen kampung durian di kidul sawah itu, proyek bangunan monumen durian borongan sebesar 6 jt. Percuma, tidak ada yang melihat, kampung durian itu hanya istilah saja dan untuk pohon duriannnya cuma ada sebagian dan masih baru menanam,” ucapnya.
Dihubungi terpisah, senada dengan warga yang lain (AS) warga setempat mengatakan, “Saya itu kasihan dengan Kades, sepertinya Kepala Desa itu hanya disetir. Bumdes bangun wisata sawah itu mubazir dan cuma buang-buang uang saja,” ucapnya saat dihubungi melelui Telfon Selluler.
Hingga berita ini ditayangkan, Kades Ngajum, Setyo Budi saat dikonfirmasi mengenai permasalahan tersebut melalui pesan WhatsApp lebih memilih bungkam enggan memberikan tanggapan maupun komentar kendati pesan masuk terlihat centang dua. (Bersambung…)
Pewarta : Zen/Mur/Aziz
Publish : rf