BURU || Bratapos.com– Rapat musyawarah desa (musdes) Desa Wamana Baru Kecamatan Fenaleisela Kabupaten Buru, Maluku, Kamis kemarin (4/11/2021) Pukul 10:00 WIT ricuh akibat dari tidak didengarnya beberapa masukan atau aspirasi dari masyarakat setempat.
WAN Waemese dan Farid Waemese yang merupakan pemuda Desa Wamana Baru kepada Bratapos.com menjelaskan, persoalan ricuh di kantor desa sampai sebagian masyarakat keluar, dan tidak mengikuti musdes akibat dari tidak di jawabnya pertanyaan Farid Waemese.

Farid menanyakan kepada pemerintah desa; “Kenapa sampai tidak ada tokoh agama dan tokoh adat di dalam rapat musdes ini, tetapi pemerintah desa tidak menjawab, dari situ terjadilah perdebatan dan kericuhan di dalam ruangan,” katanya.

Akhirnya dari kericuhan tersebut, sebagian masyarakat keluar meninggalkan ruangan kantor desa dan memprotes pemerintah desa yang tidak mau terbuka sama masyarakat.
Adapun dikatakan WAN Waemese bahwa setelah terjadi ricuh masyarakat juga lakukan Pemalangan pembagian batas wilayah dalam Desa, sebagian Desa untuk pemerintah Desa Wamana Baru dan sebagiannya lagi bukan bagian dari Desa Wamana Baru.

“Masyarakat kecewa karena aspirasi mereka tidak di terima oleh pemerintah desa setempat, lalu mereka berteriak lebih baik kita pisah dan tidak usah gabung sama pemerintah Desa Wamana Baru,” ungkapnya.
Hadir dalam rapat musdes Camat Fenaleisela, Pejabat kepala Desa Wamana Baru, Ibeni Waemese.H beserta staf, Ketua Badan permusyawaratan Desa (BPD) dan anggota Babinsa dan Tokoh Pemuda.
Pejabat Desa Wamana Baru Ibeni Waemese H yang dihubungi via telepon dan pesan WhatsApp, tidak ada jawaban sampai berita ini dinaikkan.
Ibeni Waemese juga pernah dihubungi via WhatsApp 6 bulan yang lalu terkait persoalan penggunaan Anggaran Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD), tetapi tidak menjawab dan blokir nomor wartawan.
reporter: spk