GRESIK – Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Gresik akan mengawal 7 rekomendasi pertanian di daerah ini.
Alasan GP Ansor Gresik mengawal 7 rekomendasi tersebut karena dikhawatirkan maraknya industrialisasi selama ini bisa mengancam ketersediaan lahan pertandian.
Menurut Sekretaris Komisi I DPRD Gresik, Abdul Qodir, serbuan industri ke Gresik cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, masuknya industi itu mengikis lahan-lahan produktif yang berada di kawasan perkotaan serta kawasan pinggiran.
“Sudah ada berapa ratus hektar lahan pertanian di Kecamatan Manyar, Cerme, dan Kecamatan Duduksampeyan yang berubah fungsi. Semula lahan-lahan di tiga kecamatan itu lahan produktif, tetapi kini menjadi industri,” ujarnya di sela-sela Halaqoh Pertanahan dan Pertanian kerjasama Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor dan Fatayat NU Kabupaten Gresik.
Sebelumnya, sejak 2015 lalu ada Perda nomor 7/2015 tentang Lahan Produktif Berkelanjutan yang memuat tentang ketersediaan lahan produktif di Gresik. Di mana dari perda tersebut ada sekitar 42 ribu hektar. Bahkan, kondisi lahan di Gresik masih surplus sebanyak 36 ribu hektar lebih.
Sementara itu, Muhammad Anas, dosen Universitas Brawijaya Malang meminta untuk secepatnya dibuat peraturan yang mengatur tentang penataan kawasan yang detailnya tercantum dalam Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan.
“Adanya peraturan dapat dicegah dan tangkal secara dini. Sehingga, ketersediaan lahan produktif berkelanjutan dapat dilakukan,” ungkapnya.
Ketua PC GP Ansor Gresik Agus Junaidi Hamzah menegaskan,ada 7 rekomendasi yang akan dikawal di tengah maraknya industri. “Industrialisasi Kabupaten Gresik cukup mengancam para petani. Karena itu, secepatnya harus dicarikan rumusan, sehingga industrialisasi tidak membunuh para petani,” paparnya.
Sedangkan tujuh rekomendasi yang diusulkan GP Ansor Gresik di antaranya, tidak ada lagi sengketa lahan pertanian yang digunakan untuk industri dan perumahan. Tidak terjadi kelangkaan pupuk karena permainan tengkulak, pemodal dan intervensi polik. Mendesak pemkab mempermudah akses program pertanian secara aktif.(Tim)