GRESIK, Ratusan warga Desa Banjaran, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik berbondong-bondong ngelurug ke kantor DPRD Gresik, Jl. KH. Wakhid Hasyim No 5 Gresik (23/01/2017). Dalam aksi mereka ke kantor perwakilan rakyat itu mayoritas para petani, dengan tujuan untuk menuntut pengembalian tanah Waduk (Tanah Gogol), seluas 2,8 hektar yang dikliem oleh Pemerintah Daerah untuk dijadikan Jalan Tol.
Ratusan warga tersebut berorasi di depan Kantor DPRD Gresik, dan juga membawa berbagai poster yang bertuliskan,” Pak DPR Tulungen Petani,” Kami Punya Tanah Waduk Milik Kami,” Waduk Tinggalane Mbahku Ojok Di pek,” Waduk Bukan Tanah Pemerintah akan tetapi tanah Gogol milik Kami,” kembalikan tanah kami, itu sebagian poster yang dibawa oleh warga.
Selama kurang lebih satu jam berorasi di depan Gedung DPRD, Perwakilan warga masuk kedalam dan diterima oleh Ketua Komisi A DPRD Gresik, Suparno serta beberapa Wakil rakyat Komisi A, dengan tujuan duduk bersama dan sharing serta menyampaikan unek-uneknya di ruangan Komisi A.
Menurut Salamon perwakilan dari petani menyampaikan, tanah Waduk atau Gogol seluas 2.8 hektar itu milik petani bukan milik pemerintah.” Anehnya, sekarang tanah tersebut malah dikleim milik pemerintah, bahkan ironisnya sekarang mau di uruk oleh PU Gresik, kami dari petani tidak akan mempersulit untuk pembangunan jalan tol, asalkan ada sosialisasi duduk bersama cari solusi yang baik, bukan malah dijadikan seperti ini,” katanya.
Kepala Desa Banjaran Kasmadi yang ikut unjuk rasa ke kantor DPRD mengatakan, kami bersama warga datang ke DPRD Gresik ini untuk mengadu haknya warga yang sudah di ambil oleh pemerintah.” Untuk itu, sebagai wakil rakyat yang ada di dalam Gedung itu, warga mohon arahan dan penjelasan terkait tanah waduk, karena kami punya bukti kretek dan letter c,” tuturnya, Senin (23/01/17).
Menanggapi warga Desa Banjaran yang ngeluruk ke kantor DPRD itu, Suparno ketua komisi A DPRD Gresik mengatakan, 7 perwakilan panjenengan dan aspirasi panjenengan kami sudah mendengar apa yang menjadi keluhan panjenengan dari warga terkait tanah waduk ini.” yang jelas saya tegaskan awal Februari mendatang saya panggil semua instansi yang terkait dan duduk bersama, dan saya minta kepada Kepala Desa nanti harus dibawa buku kreteknya dan letter c karena itu bukti buat warga, sementara sabar dulu biar kita bekerja samapai nanti bulan Februari,” kata politisi asal Partai Golkar itu.
Usai menyampaikan aspirasinya ke Kantor DPRD Gresik dan diterima langsung oleh ketua komisi A, warga membubarkan diri dengan tertib dan dikawal oleh aparat kepolisian dari Polsek Driyorejo dan Satpol PP ke Desa Banjaran. (jml/wld)